THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Wednesday 28 January 2009

Isyarat

Suara ini, lagi-lagi hampa..

Tanpa terasa, berapa banyak tetes air mata..

Tanpa riang tawa, tanpa sang bintang..

Ia berkelip...pelan tanpa suara

Mengisyaratkan satu hal tentang cinta

Berkeluh kesah tentang pasrah..



Aku hanya langit, yang terpaku pada pelangi..

Pelangi yang menawarkan sejuta warna hati..

Mengobati luka hati yang terperi.

Tapi mengapa ia da di situ?

Berkelap-kelip menawarkan sesak yang sangat kunikmati.



Aku bukan burung, yang punya sayap untuk terbang.

Aku hanya langit, yang tau harus ke mana..

Dan andaikan gelap ini punya sayap,

Ia akan terbang ke dimensi pekat malam,

Menggapai warna yang tertoreh lebih indah dari pelangi.

Wednesday 14 January 2009

aku dan diriku

Jika aku bilang aku sangat mencintai blog ini, itu memang benar, meSki isinya tidak begitu bagus dan cuma ajang pamer,itu juga benar. Dalam banyak hal, aku sudah berulang kali membiarkan diriku tak berdaya dalam imajinasi, dan kali ini, itu terulang lagi dalam proses pembuatan berbagai isi blog ini. Aku sadar tak selamanya aku bisa terus-terusan tak punya arah dan tujuan hidup yang pasti. dan sekarang itu membuatku khawatir karena aku tidak tau bagaimana bersikap benar dan salah karena aku sangat sadar belum mempunyai segelintir saja syarat-syarat yang dikatakan wali kelasku di sekolah.

Aku tak bilang aku hebat

Tapi aku ingin menjadi hebat

Aku tak bilang aku pandai bermimimpi

Tapi aku ingin mengembangakan sebebas-bebasnya imajinasi liarku

Aku bilang aku mampu

Tapi apa saja pekerjaanku selama ini?

Aku bilang akulah sang penentu

Tapi kaki ini sakit tersandung berkali-kali

Huahhh..jadi yahh..saya akan terus mengembangkan blog ini sebaik-baiknya sebagai wujud kenyataan kemampuan saya. saya akan berusaha sebaik mungkin mengelola blog ini.terimaksih bagi yang sudah membaca..^^ semoga tetep terus membaca..

Sunday 11 January 2009

Setitik Awan.

Hari ini di sekolah gw bener-bener semangat. Pertama karena kelas gw udah dipindah ke lantai tiga, kedua karena gue akan bener-bener mempunyai kesempatan baru untuk memperbaiki nilai-nilai gw di semester dua, dan ketiga, karena dari kelas gue yang baru sekarang, gue bisa ngeliat langit lebih jelas. hahahaha.. x) hmm..gw sendiri binggung kenapa gue segitu sukanya sama langit, padahal kan lebih keren juga pelangi, atau hujan, atau berbagai fenomena alam yang lain. Hmmhh..tapi gue lebih suka sama pembuat fenomena itu;langit. Sekarang gue udah mulai bosen ngeliat langit...mungkin karena yahh..langit tuh gitu-gitu aja, cuma ada awan sama warna biru dan putih, kalo malem, yah jadi item. Tapi ternyata setelah melihat lebih jelas, gue merasa ada sesuatu yang beda dari langit. Langit bisa membawa ketenangan dari awan-awan yang berarak pelan namun pasti, membuat suatu petunjuk tentang hidup ini. Awan yang berarak pelan itu melukiskan sesuatu yang tidak kita sadari.."waktu". Menunjukan bahwa bumi ini berputar pelan namun pasti membawa masa depan dengan awan putih yang berarak esok harinya. Jika awan-awan itu telah berubah bentuk, maka sama saja dengan waktu yang terlewat, tidak dapat diputar kembali, tidak dapat dibentuk serupa kembali. Jadi,jika ada kesempatan utntuk melakukannya sekarang, maka lakukanlah! dan nikmati tiap perubahannya. jangan diingat, tapi lakukanlah apa yang kau bisa semaksimal mungkin tiap detiknya..dengan begitu, semuanya akan tetap teringat dalam benakmu dan bisa kaulihat lagi saat kau menginginkannya. Itulah yang gw lakukan sekarang..

Monday 5 January 2009

Kosong

Lihatlah, aku disini, duduk bersila, kehilangan akal sehat, tentang menari, tentang tertawa, tentang melihat dunia.
Jika ku katakan kepada kalian semua, aku akan bertahan dari hujaman dari makian yang kalian berikan kepadaku, maka di sinilah aku. Lihatlah. Tak bisakah kalian lihat? Aku tidak menangis seperti bayi. Tapi aku meraung dalam hati. Tentang apa lagi kata-kata emas yang harus kutenun untuk menggapai mimpi semu itu.

Jangan percaya, kala kubilang aku tertawa, karena sebenarnya aku merintih, tentang malam yang akan datang, tentang suara ranting yang berderik, tentang kalian yang berhasil menenun emas mimpi, menjadi kenyataan.

Langit pun telah menyerah, dan kembali ke peraduannya..
Jadi, harus bagaimana lagi aku ini?

Sehelai Rasa .

Sayangku,
Daun itu kelabu,
Meminta seoles madu dariku

Sayangku,
Rasa ini membuat malaikat menjadi iblis
Bercucuran basah memnbeku,
Meniru tegaknya hasrat bermimipi,
Menipu mata yang perih merintih.

Sayangku,
Dunia sama dengan belati
Kau berkicau, aku menari.
Sayang kini kita harus pergi,
Memainkan drama kita yang baru ..

Gelap .

Aku melihat diri-Mu di sana
Aku mengecap darah-Mu dalam nafasku
Aku sadar aku menangis dalam nama-Mu
Taukah Engkau..
Betapa sulitnya merasakan sakit-Mu.

Tapi mengapa begitu cepat, aku lupa pada paras-Mu?
Aku lupa, bagaimana Kau menangis dalam doa
Aku lupa, bahwa nafas ini, menggebu bersama-Mu
Terlalu cepat,
Aku membenci-Mu.

Mencabik doa kepada-Mu
Menambah perih dalam luka-luka-MU,

Mengapa,
Perih itu tak dapat kurasakan?
Salahkah aku..?

Sesak .

Aku termangu,
Melihatmu berdiri,
Sedangkan aku tertunduk kelam, pekat.
Menambah perih dalam kalbu,
Membentuk penderitaan yang baru.

Aku meminta,
Agar kau bahagia, laksana angkasa,
Tersenyum manis, tanpa tanda jasa

Sekarang, mengapa aku menagis?
Melihat kau yang berbahagia,
Atas doa yang kuucap?

Seakan meminta kembali,
Tetes air mata kesakitan
Tawa penuh pengharapan

Seakan tak rela,
Dan akulah pemilik dunia.
Mengapa tak bisa kuterima?
Kenyataan cerita yang padam nama?

Hanya sebutir kecemasan .

Terpaku.
Terlalu.
Aku beriman, tanpa tau nyamannya bersama-MU,
Aku takut, sangat.
Tuhan jika ini mimpi, jangan bangunkan aku,
Karena aku tak mau, Kau tau bayangan hitam dalam batinku.

Mata ini, menutup amat keras, mencoba melihat, sosok sang Pemimipi
Tapi hanya gelap yang terasa, cemas tanpa peluh.

Kusapa satu per satu,
Butir pasir di samping nyiur kuning.
Tak kutemukan, wajahmu yang memancarkan kasih
Tak kudengar, suara-MU yang menjamah dosaku

Tuhan, jika aku bisa meminta..
Jika aku bisa melihat dan berbicara,
Mengapa gelap ini terasa menyiksa?