THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Saturday 22 November 2008

Payah

Aku lihat, hujan itu jahat sekali.
Aku lihat, angin itu menusuk tajam tulang iga dan syaraf harga diri.
Roda itu terus berputar, bergantian merasakan dinginnya air hujan.
Aku menggigil dalam api.
Bertanya dimana keadilan.
Bersembunyi di balik sayap kiri.

Air mata ini, jatuh sia-sia.
Mempertanyakan, mengapa masih ada,
Orang setegah abad sepertimu, mengais nasi saat petir menari,
saat air hujan bersenandung riang..

Kaki itu, lebih kecil dari bambu,
Perut itu, berisi kesabaran dan pengharapan.
Tangan itu. mengatup dalam doa..
Mengayuh tanpa bicara, selagi gigi bergertakan menahan dingin.
Sesekali menutup mata karena sakit, karena perih.
Karena kau juga hanya manusia biasa..
Karena kau juga butuh banyak suap nasi.. bukan satu.

Mang becak, terimaksih..
Hari ini kau mengantarku sampai pada tujuanku.
Mang becak, semoga kau terus besabar dan mengatup.
Karena kau adalah pahlawan
Karena kau menahan sakit lebih dari siapapun..
Terimakasih karena kau menyayangi bumi dengan sepedamu.
Berjuanglah, pahlawan kayuh.. jasamu, memperlihatkan betapa keadilan pemilih,
betapa perjuangan tidak akan sia-sia..

Sayang aku kamu, kalian, mereka, dia, kita.

Sebuah pesan untuk para sahabatku, penolongku, setengah daya-ku, dan pembuat tawa di atas perihnya hidupku. semua tak akan pernah sama saat aku bernafas dalam gemerlapnya Batavia, saat aku merasa bahwa dunia ini adalah milikku. bahwa tak akan pernah bisa suatu apapun menyakiti diriku, bahwa siapapun harus mengerti akan bagaimana diriku, bukan sebaliknya. Dan kenyataan bahwa tidak ada lagi saat bermain sesuka hati dan menghadapi orang yang sama sejak aku lahir. percayalah bahwa rasa manis,pahit, persahabatan yang aku jalani bersama kalian tak bisa dibayar dengan menemui seorang sahabat luar biasa dan guru luar biasa pula yang aku punya di sini. percayalah bahwa sejak aku berumur 1 tahun, menurutku seorang sahabat lebih penting dari keluargaku. karena memang begitulah kenyaatan yang aku jalani di kota metropolitan bersama kalian. bahwa kalian menyayangiku seperti diri kalian sendiri. bahwa kalian memaklumiku atas dasar rasa seorang sahabat sejati. tak bisa kubayangkan betapa tergantungnya aku bersama kalian selama ini. bahwa aku sekarang telah melihat sisi lain Batavia dari kota tua nan ekotis yang sekarang menjadi bagian lain dari hidupku ini. mempelajari banyak hal yang tak akan mungkin aku pelajari di Jakarta karena keadaan kontras kehidupan Jakarta dan moral-moral Pancasila yang dianggap sampah oleh sebagian besar penduduknya. Prinsip yang jauh berbeda karena memang hal remeh tidak bisa dijalankan di sana. karena memang seperti itulah sifat Jakarta. Wahai para sahabatku, jika aku menagis sendirian kala aku tak tau bagaimana caranya memeluk kalian, mengobrol hal-hal kecil yang sangat menyenangkan, ketahuilah bahwa kalian akan selalu menjadi sahabatku. jika sekarang aku lebih tegar, lebih tidak perduli, ketahuilah bahwa itu semua pelajaran berharga yang kalian berikan padaku, juga dari kota Cirebon, orang-orangnya, makanannya, tempat hidupnya. Untuk para merpati-merpati putih di Jakarta yang sekarang sedang berjuang menggepakkan sayap. Terimakasih atas segalanya. Aku cinta kalian.

Saturday 15 November 2008

Indonesia,minum airnya,bernafas atasnya

Kenapa banyak yang tidak bisa cinta tanah air sendiri? inilah Indonesia. akuilah ia. karena ialah ibumu, ibu pertiwi, ialah bapakmu, memberikan seluruh daya-nya, ialah sahabatmu, menyelimutimu dengan nafasnya saat pertamakali kau menjerit di dunia ini, ialah dirimu, tangisnya adalah tangis kita semua, malunya adalah malu kita semua. Banyak yang saya pelajari selama 15 tahun saya hidup di negri ini. Saya merasa jika bukan para kaum muda penerus Bangsa ini yang mencintai Indonesia, lalu siapa lagi?? mengapa harus mahasiswa Prancis yang belajar bahasa Ibu kita ini? mengapa harus orang berbendera asing yang mempelajari pengembangan alat musik angklung? sadarkah kita, bahwa banyak hal yang bisa dilihat jika kita mau membuka mata? betapa indahnya segala isi yang ada di bumi pertiwi ini.coba deh.. sedikit aja.. rasain indahnya Indonesia. jika kamu gak suka akan keadaanya kamu berhak merubahnya. meski hanya sedikit.

Mimpi

Mimpi ini, berdesir pelan..
Aku ternganga, karena sakit tak tampak, tangis berbisik
Apa?
Bukan, ini bukan seperti coklat yang manis
Bukan juga seperti gula-gula di taman ria
Ini hanya kereta kuda penuh pelangi
Yang menghilang saat tengah malam

Kulepas nafasku,
Dan tetes hujan,
Bagai ribuan jarum yang menghujam.
Aku mendongak,
Ini mimpi?
Atau hanya aku yang tak tau?

Senyum ini.
Kalah. Kalah se-kalah-kalahnya.
Karena tamparan rintik hujan itu masih terasa
Aku membelalak!
Ini kenyataan, perih ditusuk penghianatan
Ini Hujan, menyatu dengan tangisan

Tak ada lagi kereta kuda,
Tak ada lagi gula-gula

Hanya aku dan Engkau,
Bertanya-tanya dalam sunyi.

Aku dan entah

Kadang tangis
Kadang hampa
Berbisik pelan dalam lamunan
Mengenang peluh sisa perjuanagan

Kutatap lagi langit dengan memincing
Mengharap jawab dari sang akhlak
Hidup macam pa yang ku tenun?
Menghabiskan sutra bercampur darah

Lalu kau;lalu kalian
Lalu tertawa;lalu meringis
Mendampar luka yang tak pernah kering
Menun sutra, membuang lampau..

Aku ini siapa? Berkata-kata deemi Engkau?
Terkatup dalam doa
Bercucur air mata tas dosa
Lalu menggila atas fana..

Menjawab yang kuminta
Hidup baru penuh warna
Terimakasih atas cinta..kuberdiri semata;
Hanya ingin mendampar tanya,
Kapan sutra ini selesai ku tenun?